Sumber gambar: emissimpatikazone |
NASAB NABI
MUHAMMAD SAW.
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Salam sejahtera
teruntuk Nusantara yang selalu ada dan tiada. Orang ‘Arif (bijak)
mengatakan: “Tak kenal maka tak sayang”, kemudian penulis simpulkan
bahwasannya jika kita mengutip kembali tentang pepatah tersebut akan berbunyi
seperti: “Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta
maka tak patuh”. Bagaimana kita mau patuh terhadap seseorang, jiakalau kita
sendiri tak sayang apalagi tak mengenalnya sama sekali.
Sudah barang
tentu, kita sebagai umat Islam wajibul
kudu mengetahui Nasab atau garis keturunan Nabi Muhammad SAW. agar kita
selalu cinta kepada beliau dan berharap mendapat syafa’atnya di akhirat kelak.
Aamiin...
“Allahumma
shali’ala sayyidinaa Muhammad wa’alaali sayyidinaa Muhammad.”
NASAB NABI
MUHAMMAD SAW- Diambil dari
berbagai sumber yang salah satunya dari kitab Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum
fis-Shiratin Nabawiyah Ala Shahibiha Afdhalish Shalati was-Salam karangan
Syaikh Safiyyurrahaman al-Mubarakfury.
Garis Ketuunan
Nabi Muhammad SAW. dapat dibagi kepada tiga bagian, sebagai berikut:
A.
Bagian
pertama: Muhammad SAW.- bin Abdullah bin Abdul Muthallib, bin Hasyim,
bin Abdul Manaf, bin Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin
Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin Nadhar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin
Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan. (Bagian ini
adalah yang disepakati oleh seluruh ahli biografi dan keturunan, yakni mulai
dari Rasulullah dan berakhir sampai Adnan).
B.
Bagian
kedua: Muhammad SAW.- bin Abdullah bin Abdul Muthallib, bin Hasyim, bin
Abdul Manaf, bin Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin
Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin Nadhar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin
Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan, bin Udz, bin
Hamaisa’ bin Salaman, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin Awwam, bin
Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yaldaf, bin Thabihk, bin Jahm bin Nakhisy,
bin Makhy, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ada’a, bin Hamdan, bin Sinbar,
bin Yatsriby, bin Yahzan, bin Yahlan, bin Ar’awi, bin ‘Aidh, bin Daisyan, bin
Aisyar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahist, bin Zarih, bin Sumay,
bin Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Isma’il bin Ibrahim AS.
(Bagian ini adalah yang kepastiannya diperselisihkan).
C.
Bagian
ketiga: Muhammad SAW.- bin Abdullah bin Abdul Muthallib, bin Hasyim, bin
Abdul Manaf, bin Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin
Ghalib, bin Fihr, bin Malik, bin Nadhar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin
Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan, bin Udz, bin
Hamaisa’ bin Salaman, bin Aush, bin Bauz, bin Qimwal, bin Ubay, bin Awwam, bin
Nasyid, bin Haza, bin Baldas, bin Yaldaf, bin Thabihk, bin Jahm bin Nakhisy,
bin Makhy, bin Aidh, bin Abqar, bin Ubaid, bin Ada’a, bin Hamdan, bin Sinbar,
bin Yatsriby, bin Yahzan, bin Yahlan, bin Ar’awi, bin ‘Aidh, bin Daisyan, bin
Aisyar, bin Afnad, bin Aiham, bin Muqshir, bin Nahist, bin Zarih, bin Sumay,
bin Muzay, bin Iwadhah, bin Aram, bin Qaidar, bin Isma’il bin Ibrahim AS, bin
Tarih, bin Nahur, bin Saru’ atau Sarugh, bin Ra’u, bin Falakh, bin Aibar, bin
Salakh, bin Arafakhsyad, bin Syam, bin Nuh AS, bin Lamk, bin Matausyalakh, bin
Akhnukh atau Idris AS, bin Yard, bin Mahla’il, bin Qainan bin Yanisya, bin
Syits bin Adam AS.
Prof. Dr. KH.
Said Aqil Siradj, M.A.- Dalam sebuah
ceramah menyampaikan Silsilah Nasab Rasulullah SAW. yaitu:
Muhammad SAW.- bin Abdullah bin Abdul Muthallib, bin Hasyim, bin Abdul Manaf, bin
Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Lu’ay, bin Ghalib, bin Fihr, bin
Malik, bin Nadhar, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas, bin
Mudlar, bin Nizar, bin Ma’ad, bin Adnan, bin Add, bin Udad, bin Hamaisa’ bin
Salaman, bin Banat, bin Haml, bin Qidra, Isma’il AS bin Ibrahim AS, bin Tarakh,
bin Nahur, bin Sarugh, bin Arghu, Falikh, Abir, bin Syalikh, bin Arfakhsyad,
bin Syam, bin Nuh, bin Lamk, bin Matausyalikh, bin Akhnukh atau Idris AS, bin
Ilyarid, bin Mihlayil, bin Qinan bin Anusy, bin Syits bin Adam AS.
Demikian
sekiranya yang bisa penulis posting, semoga dengan menghafal Nasab beliau SAW.
kita dapat mencintai dan bisa meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Aamiin...
Terimakasih,
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq...
Wassalamu’alaikum
Wr, Wb.
“Allahumma
shali’ala Nabiyyil Hasyimiyyi Muhammadin wa’ala Alihi wasallim Taslima”
|
Nasab Nabi Muhammad SAW.
All About Gus Dur
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam Hormat saya haturkan kepada para pecandu pemikiran-pemikiran Gus Dur (Gusdurian) dimanapun kalian berada. Semoga saya, kalian, dan kita semua tetap dalam naungan ridha Allah SWT. dan syafa'at dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. serta limpahan ilmu duplikat pemikiran-pemikiran Gus Dur yang adil dan beradab. Aamiin...
Baiklah, pada kesempatan postingan kali ini saya akan mencoba mengupas semua pemikiran, gerak, tingkah dan laku serta kenyelenehan Gus Dur yang adil dan beradabnya yang saya kemas dalam sebuah tema, yaitu: (All About Gus Dur).
Sebelum kita membaca dan berkunjung ke wilayah pemikiran Gus Dur, marilah kita bertawasul dan membaca surat Alfatihah kepada beliau sebagai rasa khidmat kita kepadanya.
ILAA
HADLROTIN NABIYYIL MUSTOFA MUHAMMADIN S.A.W. WA 'ALAA AALIHI WA
ASHAABIHI WA AZWAA JIHII WA DZURRIYYATIHII WA AHLI BAITIHI AJMA’IIN. KHUSUSON ILA RUHI KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)
SYAE-UN LILLAHI LAHUM – ALFAATIHAH.
Terimakasih, Selamat membaca....
Oleh: Hari Susanto
All About Gus
Dur- Mengupas semua tentang Gus Dur atau yang saya sebut sebagai “All
About Gus Dur” dan sekaligus menjadi tema pada esai ini memang sangat
menarik minat para penulis, pembaca, dan lain sebagainya.
Berbicara
tentang Gus Dur adalah berbicara tentang misteri dan seni kemanusiaan. Gus Dur
adalah kisah, wali, berita, misteri, guyonan, kemanusiaan, kritikan, pakaian,
sepakbola, pemerintah, partai, dan semuanya. Bukan hanya itu, berkunjung ke
wilayah kepribadian beliau kita akan disuguhkan dengan beragam pemikiran,
gerakan, keunikan, keistimewaan, dan kehumorannya yang adil dan beradab dengan
jargon “Gitu Aja Kok Repot” yang menjadi senjata ampuhnya.
Meskipun sudah
menginjak sepuluh tahun Gus Dur menghadap Tuhan dari sejak 30 Desember 2009
silam, keberadaanya seperti masih menjadi magnet dan terasa lekat di hati
jutaan orang, khususnya di Indonesia, lebih khusus lagi warga Nahdliyyin. Gus
Dur seakan sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia, karena perjuangan
yang sangat luar biasa semasa hidupnya. Dari mulai memperjuangkan hak-hak kaum
tertindas, sangat perhatian pada aspek pendidikan, menjunjung tinggi
perdamaian, serta rasa toleransi dalam beragama, dan lain sebagainya. Karena
prinsip beliau adalah “Memanusiakan Kemanusiaannya Manusia” dan saya
sangat hafal itu.
Diriwayatkan
dari Imam Turmudzi melalui judul bukunya, “Gus Dur Wali Kesepuluh”- Bahwasannya
dalam konteks hubungan masyarakat Indonesia, Gus Dur sering diposisikan seperti
Nabi Khidir yang perilakunya sangat sulit ditebak. Nabi Musa tidak memahami
yang dilakukan Nabi Khidir. Begitu pula dengan masyarakat Indonesia, juga
sering tidak paham terhadap pernyataan dan tindak-tanduk Gus Dur. Akibatnya,
Gus Dur sering disebut sebagai misteri Tuhan yang keempat setelah jodoh,
rezeki, umur, yaitu Gus Dur. Bahkan A. Yudian W. Asmin menyebut Gus
Dur sebagai wali kesepuluh setelah wali songo. Ia memberikan alasan bahwa Gus
Dur adalah wali yang mempunyai tugas untuk menjaga kesatuan NKRI. Karena
sunan-sunan sebelumnya hanya menjaga daerah-daerah tertentu saja, sedangkan Gus
Dur keluasan wilayahnya sangat besar.
Sebelum kita
berjelajah lebih jauh menuju dunia ke-Gus Dur-an, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu Sirah
Gusduriyah, saya menyebutnya sebagai pengganti kata biografi atau sejarah
kelahiran Gus Dur yang saya kutip dari berbagai sumber.
Gus Dur- Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil pada 7 September
1940 di Jombang Jawa Timur dan meninggal dunia pada 30 Desember 2009 di
Jakarta. “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”. “Kata Addakhil” tidak cukup
dikenal oleh masyarakat banyak, sehingga diganti menjadi “Wahid”, dan kemudian
lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. Kata “Gus” adalah panggilan kehormatan
khas pesantren (di Jawa) kepada seorang anak Kiyai yang berarti “Abang atau
Mas”. Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur ini adalah putra pertama
dari enam bersaudara. Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam
komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah KH. Hasyim Asy’ari,
pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, yaitu Nahdlatul
Ulama (NU). Sementara kakek dari pihak ibunya adalah KH. Bisri Syansuri.
Sedangkan ayah Gus Dur adalah KH. Wahid Hasyim yang menjadi Menteri
Agama pada tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri
Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Ia menikah dengan Sinta Nuriyah dan
dikaruniai empat orang putri, yaitu: Alisa, Yenny, Anita, dan Inayah.
Diriwayatkan
dari Huang Zhiwang “Gus Dur Dan Silsilah Tionghoa”, Gus Dur secara
terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah Tionghoa. Diriwayatkan juga
dari Surya Online dan Sumanto Qutuby, Abdurrahman Wahid mengaku bahwa ia adalah
keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara
kandung Raden Patah (Tan Eng Hwa), sebagai pendiri Kesultanan Demak.
Pendidikan
Dalam Negeri- Gus Dur belajar
di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur
juga diajarkan membaca buku non Muslim, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk
memperluas pengetahuannya. Pantas saja di masa mudanya, Gus Dur tampil sebagai
pemuda berintelektual tinggi yang menjungjung tinggi aspek toleransi dan
perdamaian dalam sosial keberagamaan di Indonesia bahkan seluruh dunia. Pada
April 1953 ayahanda Gus Dur meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Pendidikan
Gus Dur berlanjut dan pada tahun 1954, ia masuk ke Sekolah Menengah Pertama.
Pada tahun itu Gus Dur tidak naik kelas. Ibunya kemudian mengirim Gus Dur ke Yogayakarta
untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji ke KH. Ali Maksum di Pondok
Pesantren Krapyak dan belajar juga di SMP. Pada tahun 1957, setelah lulus dari
SMP, Gus Dur pindah ke Magelang untuk menimba pendidikan Islam di Pondok
Pesantren Tegalrejo. Ia mengemban sebagai santri berprestasi, dengan
menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat
tahun). Pada tahun 1959, Gus Dur pindah ke Pondok Pesantren Tambakberas di
Jombang.
Pendidikan Luar
Negeri- Pada tahun 1963, Gus Dur
menerima beasiswa dari Kementrian Agama untuk belajar Studi Islam di Universitas
Al Azhar Kairo, Mesir. Gus Dur mengalami kegagalan di Mesir. Pada tahun 1966,
Gus Dur diberitahu bahwa ia harus mengulang belajarnya. Kemudian Gus Dur pindah
ke Irak dan kuliah di Universitas Baghdad. Setelah menyelesaikan pendidikan di
Universitas Baghdad pada tahun 1970, ia pindah ke Belanda dan ingin meneruskan
jenjang pendidikannya di Universitas Leiden, tetapi kecewa karena pendidikannya
di Universitas Baghdad kurang diakui. Dari Belanda, Gus Dur pergi ke Jerman dan
Prancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971.
Gus Dur Dulu,
Gus Dur Lagi, Gus Dur Terus- Setelah
mengetahui biografi singkat Gus Dur, penulis mengajak kepada para pembaca yang
budiman untuk sekiranya meneladani pemikiran dan pergerakan Sang Guru Bangsa
dalam kehidupan sehari-hari agar terwujudnya pengaplikasian sila kedua dari
Pancasila itu sendiri, yaitu “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Kenapa
Gus Dur Dulu? Karena Gus Dur dahulu pada saat masih menjabat sebagai Ketua
Umum PBNU atau ketika sudah menjadi Presiden Indonesia keempat, beliau tetap istiqomah
menjadi pribadi yang kontroversial nan bersahaja.
Gus Dur Lagi- Lagi dan lagi, lagi-lagi Gus Dur, Gus Dur Lagi Gus Dur Lagi. Seakan
tak ada habisnya jikalau kita membahas semua tentang Gus Dur. Meskipun Gus Dur
sudah sepuluh tahun meninggalkan dunia ini, akan tetapi karya-karyanya baik itu
karya tulis maupun karya tingkah dan laku serta pemikiran beliau masih tetap
aktif dikonsumsi oleh khlayak umum bahkan ada juga yang saking mengidolakannya
sampai-sampai menduplikat pemikirannya.
Gus Dur Terus- Sebagaimana yang tertuang dalam salah satu kaidah “al-Muhafadhotu
‘ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah” hematnya adalah “Melestarikan tradisi lama
yang baik dan mengambil tradisi modern yang lebih baik”. Kaidah sekaligus prinsip Nahdlatul Ulama tersebut
seakan diadopsi oleh para penerus dan pelestari pemikiran-pemikiran Gus Dur
yang menamakan dirinya sebagai Jaringan Gusdurian atau Gusdurian
saja dan lain sebagainya. Bahkan karena kehumorannya yang adil dan beradab,
sampai-sampai ada yang menjadikan Gus Dur sebuah ikon dalam akun media sosial
Instagram yaitu @NUgarislucu. Akun ini menyajikan cerita-cerita Instagram
yang mampu sedikit menghilangkan kegalauan dan rasa stres yang menimpa seluruh
Netizen Indonesia karena status ceritanya yang humor nan beradab, sehingga
menjadikan tercapainya cita “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Netizen Indonesia”.
Gus Dur- adalah kisah, wali, berita, misteri, guyonan, kemanusiaan,
kritikan, pakaian, sepakbola, pemerintah, partai, dan semuanya (All Abut Gus
Dur). Banyak kisah-kisah Gus Dur yang menarik, unik, nyentrik nan
kontroversial, serta sulit ditebak oleh logika global. Di antaranya adalah
ketika Gus Dur diramalkan oleh Pendeta bakal jadi Presiden.
Alkisah- Jatuhnya rezim orde baru memberi kesempatan terjadinya perubahan
kekuasaan. Pada pemilu 1999, terdapat tiga orang calon, Yaitu Megawati,
Hababie, dan Gus Dur. Gus Dur termasuk yang paling tidak diunggulkan,
tetapi secara mengejutkan terpilih menjadi Presiden RI ke-4.
Bagi orang-orag
tertentu, bahkan mungkin bagi Gus Dur sendiri, menjadi Presiden hanya soal
waktu saja. Ia sudah tahu bahwa ia harus menjalankan amanah memimpin Indonesia
melewati masa-masa krisis yang menentukan nasib bangsa ke depan.
Ramalan pertama
tentang naiknya Gus Dur ke kursi kepresidenan berasal dari seorang pendeta
sakti beragama Hindu dari Banyuwangi. Sedemikian saktinya, saat terjadi hujan,
padepokan pendeta yang berada di atas gunung ini tidak kehujanan, sementara di
luar wilayahnya basah kuyup.
Tahun 1997, dua
tahun sebelum jadi Presiden, Gus Dur yang memang sangat suka bersilaturahmi
kepada siapa saja berkunjung ke pendeta sakti tersebut. Mantan ketua PBNU, H.
Mustofa Zuhad Mughni, mendapat cerita dari Gus Dur bahwa dalam kunjungan itu,
ia sudah diramalkan akan menjadi Presiden.
Selain itu, dia
menuturkan, sekitar enam bulan sebelum menjadi Presiden, Gus Dur sudah mulai
menjaga dirinya. Ia menghindari diajak makan lesehan di dekat Masjid Istiqlal
yang sebelumnya menjadi langganannya.
Testimoni lain
datang dari KH. Abas Muin, teman akrab Gus Dur yang saat ini masih menjadi
salah satu ketua PBNU. Dalam sebuah pertemuan dengan tokoh LSM, Gus Dur
menyampaikan dirinya akan menjadi Presiden berikutnya. “Teman-teman mengamini
saja, untuk menjaga perasaan Gus Dur, meski saat itu juga kurang percaya,”
katanya.
KH. Said Aqil
Siradj juga menyampaikan, di tengah-tengah upaya penyembuhan stroke, Gus Dur
sedang tertidur di atas kursinya. Begitu bangun ia langsung berujar, “Aku
Presiden.”
Menurut Kang
Said, saat penyembuhan stroke ini, indra
keenam Gus Dur dalam proses paling tajam. Ia bisa menebak skor pertandingan
sepakbola dengan tepat, padahal waktu itu penglihatan Gus Dur sudah sangat
tidak memungkinkan untuk melihat pertandingan sepakbola.
Sampai sekarang
masyarakat Indonesia bahkan dunia sekalipun, seakan sudah menjadi pecandu
pemikiran-pemikiran nyentrik ala Gus Dur. Karena saya ibaratkan Gus Dur itu
seperti kehidupan. Kala Gus Dur hilang dari jiwa seseorang, ia bagaikan hidup
dalam kematian. Gus Dur adalah cahaya. Kala Gus Dur hilang dari hati seseorang,
ia bagaikan berada dalam kegelapan. Gus Dur laksana obat penawar. Kala tak ada
Gus Dur, hati akan ditimpa penyakit. Gus Dur adalah nikmat. Jika sesorang tidak
mendapatkannya, hidupnya penuh dengan kegelisahan.
Dicintai Banyak
Orang- Tak heran mengapa Gus Dur dicintai
banyak orang, karena beliaupun mencintai bahkan menyayangi banyak orang.
Prinsipnya yang selalu ingin memanusiakan kemanusiaannya manusia (Spiritual-Humanis)
itulah yang menjadikan semua orang dekat, akrab, serta bersahabat dengannya.
Kecintaan
kepada sesama manusia inilah yang melandasi pemikiran dan gerakan yang
dilakukan oleh Gus Dur. Sebab, menjunjung tinggi martabat manusia dengan
memberikan perlindungan, rasa aman, dan nyaman bagi orang lain merupakan bagian
dari upaya untuk meninggikan martabat agama.
QÂLA HÂDZÂ
FIRÂQU BAINÎ WA BAINIKA: “Berkata
Khidr, inilah perpisahan antara Aku dengan Engkau.” (QS. Al-Kahfi [18]: 78)
.
.
.
"Hal yang misterius dan hanya Allah yang tahu, selain jodoh, maut, dan rezeki, adalah Gus Dur." (Cak Nur/ Nurcholis Madjjid)
______________________________________
Semoga bermanfaat,
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Do'a Kamilin, Dzikir, dan Niat Puasa Ramadhan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera sahabat NUsantara yang selalu ada dan tiada. Okeh sahabat, kali ini saya akan mencoba mempersembahkan sebuah do'a yang biasa dibaca pada setiap bulan suci ramadhan berlangsung yaitu do'a kamilin. Bukan hanya itu, di sini ada juga dzikir dan do'a niat berpuasa. Iya, inilah do'a beserta bacaan dzikir dan do'a niat puasanya:
Salam sejahtera sahabat NUsantara yang selalu ada dan tiada. Okeh sahabat, kali ini saya akan mencoba mempersembahkan sebuah do'a yang biasa dibaca pada setiap bulan suci ramadhan berlangsung yaitu do'a kamilin. Bukan hanya itu, di sini ada juga dzikir dan do'a niat berpuasa. Iya, inilah do'a beserta bacaan dzikir dan do'a niat puasanya:
DO’A
KAMILIN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ :
اَلْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ
مَزِيْدَهُ , اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ , اَللَّهُمَ اجْعَلْنَا بِاْلاِيْمَانِ كَمِلِيْنَ ,
وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْن . وَللِصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ , وَللِزَّكَاةِ
فَاعِلِيْنَ , وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ , وَلِعَفْوِكَ رَاجِيِّنَ ,
وَبِاْلهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ , وَعَنِ اللَّغْوِمُعْرِضِيْنَ , وَفىِ الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ
, وَفىِ اْلاخِرَةِ رَاغِبِيْنَ , وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ , وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ
, وَعَلىَ اْلبَلاَءِ صَابِرِيْنَ , وَتَحْتَ لِوَءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلىَّ
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ , وَاِلىَ اْلحَوْضِ
وَارِدِيْنَ , وَاِلىَ اْلجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ , وَمِنَ النَّارِنَاجِيْنَ ,
وَعَلَ سَرِيْرِاْلكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ , وَمِنْ حُوْرِعيْنِ مُتَزَوِّجِيْنَ ,
وَمِنْ سُنْدُ سٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَّدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ , وَمِنْ طَعَامِ
اَلجَنَّةِ آكِلِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ
وَعَسَلٍ مُصَفًى شَارِبِيْنَ , بِاَكْواَبٍ وِّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْن
, مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصْدِّ يْقِيْنَ
وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّلِحِيْنَ , وَحَسُنَ اُولَئِكَ رَفِيْقًا , ذَلِكَ
اْلَفَضْلُ مِنَ الله وَكَفىَ بِاللهِ عَلِيْم ً , اِنَّ الله وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يَاَيُّهَاالَّذِ يْنَ اَمَّنُواصَلُّواعَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمَا وَصَلَّى الله عَلَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَاْلحَمْدُ لله رَبِّالْعَالَمِيْن
DO’A
WITIR
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا
دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا
وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ
دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا
فِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَّامَ الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى
الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَا مَنَا وَقِيَا مَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا
وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
DZIKIR
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ ٣
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْمَوْجُوْدِ٣
سُبْحَانَ ذِى الْمُلْكِ
وَالْمَلَكُوْتِ٣
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلآئِكَةِ
وَالرُّوْحِ. سُبْحَانَ اللهِ
وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلاَحَوْلَ
وَلاَقُوَّةَ إِلاَّبِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْم
نَسْئَلُكَ الْجَنَّةَ وَنَعُوْذُبِكَ مِنَ النَّارِ ٣
اَللّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّكَرِيْمٌ
تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنا يَاكَرِيْمُ ٣
DO’A NIAT PUASA RAMADHAN
نـَوَيْتُ صَوْمَ غـَدٍ عَـنْ ا َدَاءِ فـَرْضِ شـَهْرِ
رَمـَضَانَ هـَذِهِ السَّـنـَةِ لِلـّهِ تـَعَالىَ
Demikian yang bisa saya persembahkan, terimakasih.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Langganan:
Postingan (Atom)
Nasab Nabi Muhammad SAW.
Sumber gambar: emissimpatikazone NASAB NABI MUHAMMAD SAW. Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera...
-
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam Hormat saya haturkan kepada para pecandu pemikiran-pemikiran Gus Dur (Gusdurian) dimanapun kalian ber...